Rabu, 18 Juli 2012

Backpaker goes to Jogja…



Setelah  sukses melakukan perjalanan pertama kami ke kepulauan seribu tepatnya di pulau pramuka beberapa waktu yang lalu, maka kami mencoba untuk menyusun rencana untuk berlibur ke jogja. Petualangan kami di mulai saat kami mengantri tiket kereta api kelas ekonomi di stasiun senen Jakarta.
Tepatnya pada tanggal 2 juli 2012, kami yang diwakili oleh 4 orang anggota backpacker yaitu Ibrahim, Laibun, Guntur, dan Rezha berangkat dari kampus kami menuju stasiun senen untuk memesan tiket kereta api. Kami berangkat dengan menggunakan kereta commuter line dari stasiun UI menuju stasiun senen,Jakarta.
Setibanya di stasiun, kami makan sejenak dan kemudian mengambil formulir pemesanan tiket kereta api. Setelah mendapatkan formulir, kami mengisi identitas sesuai dengan KTP masing-masing anggota dan kemudian ikut mengantri di barisan pemesan tiket.
Semula jumlah anggota yang ikut sebanyak 10 orang, namun karena beberapa hal akhirnya tinggal tersisa 8 anggota orang saja yang memastikan diri untuk ikut, yaitu Laibun, reza, Guntur, Ibrahim, Karin, Nadya, Dea, dan Anton. Kami harus mengantri selama kurang lebih 6 jam. Entah mengapa kami harus menunggu selama itu hanya untuk mendapatkan sebuah tiket untuk masing-masing anggota, mungkin saja ini terjadi karena sistem pelayanan yang terkesan lambat atau sistem birokrasi di perkeretaapian yang masih belum berjalan dengan baik, yang jelas kami harus menunggu lebih dari 6 jam untuk mendapatkan tiket seharga 35 ribu rupiah.
Setelah mendapatkan tiket, kami kembali pulang dengan menggunakan kereta commuter line lagi.

Kamis, 12 Juli 2012
Pagi harinya kami masih mengikuti kuliah umum yang diadakan oleh pihak kampus dan fakultas kami, yaitu fakultas ilmu komunikasi. Tema dari kuliah umum pada waktu itu adalah tentang politik dan komunikasi. Pembicara pada kuliah umum tersebut adalah dua tokoh politisi ternama yaitu Pramono Anung dan Ikrar Nusa Bakti.
Setelah mengikuti kuliah umum, kami berkumpul di satu tempat di salah satu kostan anggota kami yang bernama Rheza. Pukul 3 sore kami seluruh anggota yang berjumlah 8 orang berkumpul untuk membagikan masing-masing tiket dan persiapan menuju ke jogja.
Dari masing-masing anggota kami menarik dana sebesar Rp 250.000,00 untuk biaya transportasi, makan, dan ongkos menuju beberapa tempat wisata yang terdapat di Jogja. Setelah persiapan dianggap cukup, kami berdoa bersama kemudian berangkat.
Pertama kami naik kereta commuter line menuju stasiun senen. Harga satu tiket sebesar Rp 6.000,00. Setibanya di stasiun senen, kami membeli perlengkapan makanan untuk bekal di perjalanan nanti. Setelah perbekalan dirasa cukup, kami pergi ke warung makan di sekitar stasiun senen untuk mengisi perut kami yang memang sudah menahan lapar sejak keberangkatan menuju stasiun senen tadi.
Kami makan di salah satu rumah makan yang ternyata milik seorang Aremania, nama warung makannya pun warung makan Arema. Masing-masing dari kami memesan makanan sesuai dengan selera masing-masing, ada yang memesan pecel lele,ayam penyet dan yang lainnya.
Saat kami sedang menyantap makanan masing-masing ternyata hujan turun dengan sangat deras, maka kami terpaksa untuk tetap berada di warung makan tersebut. Sambil menunggu hujan reda, dea mengambil gitar yang memang dibawa oleh Guntur dan memainkan beberapa lagu untuk lebih menghangatkan suasana yang memang saat itu cukup dingin.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 malam, tepat 1 jam sebelum keberangkatan kereta kami maka kami memutuskan untuk segera menuju pintu masuk dan ruang tunggu kereta walaupun pada saat itu masih turun hujan yang deras. Kemudian pukul 8 malam kami masuk ke ruang tunggu dan tidak lama kemudian kereta yang akan kami tumpangi menuju jogja tiba.
Kami mulai masuk ke dalam kereta. Kereta yang akan kami tumpangi bernama kereta progo. Dari luar, kereta memang terlihat cukup layak dan memang sepadan dengan harga tiket yang murah. Dari segi dalam, ternyata kereta progo cukup baik dan memang telah mengalami perbaikan sehingga layak untuk digunakan.
Kami terpisah ke dalam dua gerbong. Di gerbong 2, Ibrahim, Nadya, dan Dea duduk tepat di bangku paling belakang dari gerbong tersebut. Kemudian Karin, Guntur, Rheza, Laibun, Anton duduk di bangku nomer 2 dari depan di gerbong 3.
Sepanjang perjalanan, kami mengisi waktu dengan bermain kartu remi. Guntur, dea, rheza, Karin, dan Anton asik bermain poker sementara Ibrahim, Laib, dan Nadya memilih untuk beristirahat dan tidur di gerbong 2. Banyak kejadian seru yang terjadi sepanjang perjalanan, mulai dari membeli es buah yang harganya sangat mahal dan rasanya tidak enak, hingga membeli nasi goreng bungkus seharga Rp 3.000,00 yang ternyata sangat sedikit sekali, mungkin hanya untuk 2 sendok suap saja sudah habis.
Kemudian kami beristirahat agar kondisi badan kami kembali fit lagi di keesokan harinya.

Jumat pagi, 13 juli 2012
 sekitar pukul 07.30 kami tiba di stasiun Tugu Jogja. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju rumah paman dari salah satu anggota keluarga kami yaitu Ibrahim di dusun Capit, Pakem, Sleman.  Dari stasiun tugu kami naik bus 2 kali, pertama kami turun di dekat kampus UGM, kemudian kami melanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan bus dan turun di daerah pakem Sleman.
Sekitar pukul 09.30 pagi kami tiba di rumah paman dari Ibrahim. Setibanya di sana, kami melepas lelah sejenak, setelah itu kami memasak nasi dan lauk untuk sarapan pagi ini. Setelah sarapan, untuk yang pria segera mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah Sholat Jumat di masjid yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Setelah sholat Jumat, kami kembali ketempat menginap kami,dan beristirahat hingga sore hari. Setelah beristirahat, kami kembali memasak untuk makan malam. Setelah makan, kami sholat maghrib  berjamaah. Setelah sholat, kami berganti pakaian untuk berjalan-jalan mengelilingi daerah tersebut. Pada saat itu 2 anggota dari kami yaitu Rheza dan Dea tidak ikut, karena mereka sedang ada pertemuan bersama rekan-rekan gamers di Malioboro. Sekitar 2 jam kami berjalan-jalan, dan karena waktu sudah cukup malam, maka kami kembali ke tempat kami menginap. Kami bermain kartu sebentar, lalu tidur karena memang kami masih kelelahan setelah melakukan perjalanan yang jauh dari Jakarta menuju Jogja.

Sabtu, 14 Juli 2012
Sekitar pukul 06.00 pagi Anton dan Ibrahim sudah bangun dan memasak untuk sarapan pagi kami. Setelah sarapan, kami bersiap-siap untuk menuju taman wisata kaliurang. Untuk menuju ke sana, kami menyewa angkutan umum daerah tersebut. Perjalanan dari desa Cepit menuju taman wisata Kaliurang kurang lebih memakan waktu selama 1 jam.
Setibanya di taman wisata Kaliurang, kami langsung disambut oleh iklim yang sejuk dan kabut yang menyelimuti kawasan tersebut. Suasana yang hampir sama seperti di daerah puncak kabupaten Bogor. Suhu yang dingin tidak menyurutkan semangat kami untuk terus melanjutkan perjalanan. Ternyata taman wisata kaliurang jauh dari apa yang kami bayangkan selama di perjalanan. Kami beranggapan bahwa disana terdapat tempat pemandian air panas saja, akan tetapi pada kenyataannya disana kami disajikan dengan pemandangan air terjun dan jalanan berbukit hampir menyerupai taman wisata cilember kabupaten bogor.
Namun sayang sekali pada saat itu air terjunnya sedang surut. Hal ini dikarenakan dampak dari erupsi gunung merapi yang sempat meletus beberapa waktu yang lalu sehingga air terjun yang biasanya mengalir menjadi surut. Setelah melihat air terjun, kami mencoba untuk mendaki kawasan bukit pronojiwo. Perjalanan yang menanjak dan cukup curam tidak menyurutkan semangat kami untuk terus mendaki menuju puncak bukit tersebut. Selama di perjalanan, kami banyak menemui pohon-pohon yang tumbang akibat erupsi gunung merapi, akan tetapi tidak mengurangi indahnya pemandangan yang bisa kami lihat dari bukit yang cukup tinggi. Hampir 1 setengah jam kami mendaki, dan kami mulai kelelahan. Beberapa kali kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil mengumpulkan kembali energy yang tersisa untuk melanjutkan pendakian.
Tak lama kemudian, akhirnya kami tiba di puncak bukit tersebut. WOW! Suatu pemandangan yang tidak pernah kami dapatkan sebelumnya. Bukit yang di kelilingi dengan kabut yang tebal serta pemandangan yang sangat indah yang tidak mungkin bisa ditemukan di Jakarta. Kami tidak melewatkan momen yang langka itu. Kami sempat berfoto-foto sejenak sambil menikmati pemandangan yang memang sangat memuaskan dan bisa menghilangkan lelah kami setelah mendaki cukup lama.
Puas kami menikmati pemandangan yang ada, kemudian kami kembali turun ke kaki bukit. Sekitar satu jam kami turun dan akhirnya tiba di bawah kaki bukit. Saat kami sedang beristirahat, kemudian kami dikejutkan dengan kedatangan sekelompok kera kecil yang menghampiri kami untuk meminta diberi makanan. Lantas kami segera membeli sebungkus kacang kulit di pedagang setempat. Saat ingin memberi makan, kami diberi tau oleh ibu pedagang tersebut kalau bungkus kacang harus disembunyikan, agar tidak dirampas oleh kera-kera tersebut.
Satu-persatu dari kami bergantian mencoba untuk memberikan kacang kepada kera-kera tersebut, namun tiba-tiba sekelompok kera tersebut melarikan diri dan memanjat ke pohon karena ternyata datang induk dari para kera tersebut yang tentu saja ukurannya lebih besar. Saat Ibrahim sedang memberikan kacang kepada induk kera tersebut, tiba-tiba ia diserang dan dikejar oleh induk kera itu. Hampir saja Ibrahim terkena serangan dari kera itu dan untung saja ia masih selamat.  kami di beri tau oleh ibu pedagang setempat bahwa kera-kera itu akan marah sekali apabila diberi kacang dengan menggunakan tangan kiri, jadi apabila ingin memberi makanan kepada mereka haruslah menggunakan tangan kanan. Puas memberi makan kera-kera tersebut kami kemudian solat dan makan dan melanjutkan ke tujuan wisata kami berikutnya yaitu ke keraton jogja dan malioboro.
Sekitar pukul 03.30 sore, kami tiba di malioboro. Kedatangan kami tepat sekali bersamaan dengan dimulainya acara ruwahan yang biasa di gelar untuk menyambut datangnya bulan ramadhan. Banyak pertunjukkan yang disajikan, mulai dari komunitas layang-layang yang memamerkan hasil kreatifitasnya dengan ukuran yang sangat besar, komunitas kesenian kuda lumping, hingga komunitas nelayan jogja yang tidak mau kalah menampilkan atraksinya sambil mengangkat perahu kecil yang biasa digunakan oleh para nelayan untuk mencari ikan.
Setelah cukup melihat acara tersebut, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju keraton. Namun setibanya di keraton, ternyata sudah tutup. Kami sempat kecewa karena kami terlambat datang. Untuk menghilangkan rasa kecewa kami, maka kami menyewa becak untuk berkeliling keraton. Harga sewa becak masing-masing orang sebesar 5 ribu rupiah. Kami sempat mampir di beberapa tempat penjualan baju dan tas khas  jogja. Kemudian kami kembali lagi ke tempat awal yaitu di depan gerbang keraton.
Kami membuka bekal yang kami bawa, yaitu nasi goreng dan telor dadar yang telah dimasak oleh Anton. Setelah makan, kami beristirahat sejenak kemudian kami berpisah untuk berbelanja masing-masing di pasar malioboro dan menentukan waktu dan tempat untuk berkumpul kembali. Kelompok terpisah menjadi dua. Guntur, Dea, nadya, Karin, dan Reza memutuskan untuk memulai berbelanja di pasar malioboro, sementara Ibrahim, laib, dan Anton lebih memilih untuk menuju alun-alun selatan untuk mencoba membuktikan mitos tentang bringin kembar. Mitos yang beredar bahwa siapapun yang bisa melewati bringin kembar tersebut dengan mata tertutup maka apa yang diinginkannya bisa dikabulkan.
Ibrahim, Laib, dan anton melanjutkan petualangan mereka dengan mencoba beberapa kuliner khas jogja dengan harga yang relative murah, sementara Dea, Guntur, reza, nadya, dan Karin kembali melanjutkan belanjanya di pasar malioboro.  Setelah cukup puas berbelanja dan wisata kuliner, akhirnya kami kembali berkumpul di angkringan kopi joss di dekat pasar malioboro. Kopi joss adalah kopi yang dibuat dengan memasukkan areng hitam ke dalam gelasnya. Dan rasa dari kopi joss ternyata sangat memuaskan kami, pantas saja kalau hampir seluruh permukaan trotoar dipenuhi oleh para penikmat kopi joss yang rela mengantri untuk mendapatkan segelas kopi.
Puas dengan kopi joss yang kami minum, kami kembali pulang menuju tempat menginap kami yaitu di daerah Pakem. Kami menyewa taxi avanza dengan biaya sebesar Rp 120.000,00. Setibanya di tempat menginap, kami kembali masak untuk makan malam dan kemudian beristirahat.

Minggu, 15 Juli 2012
Hari ini kami memutuskan bahwa pantai akan menjadi prioritas wisata kami, setelah sebelumnya kami telah menikmati kawasan perbukitan dan lingkungan keraton. Maka destinasi kami selanjutnya adalah pantai parangtritis yang terletak di kabupaten bantul jogja. Kami menyewa angkutan umum dari pakem menuju parangtritis sebesar Rp 250.000,00. Perjalanan kami memakan waktu sekitar 1 setengah jam hingga akhirnya sekitar pukul 3 sore kami tiba di pantai parangtritis.
Ombak yang besar dan angin yang bertiup kencang seolah menyambut kedatangan kami. Kami yang memang sudah tak sabar untuk merasakan derasnya ombak pantai parangtritis, langsung mengganti pakaian kami. Kami menikmati setiap ombak yang datang menyeret badan kami kembali ke pinggir pantai. Akan tetapi kali ini kami sedikit terganggu dengan adanya ubur-ubur yang menuju pantai parangtritis dalam jumlah yang cukup banyak. Salah satu anggota dari kami yaitu Guntur pun ikut merasakan disengat ubur-ubur beberapa kali.
Setelah beberapa jam kami menikmati air laut selatan itu, kami memutuskan untuk menyudahi dan mencari warung makan. Saat sedang makan, kami sempat mengobrol sebentar dengan bapak pemilik warung tersebut. Bapak itu mengatakan bahwa memang selama seminggu ini banyak wisatawan yang tersengat ubur-ubur. Hal ini disebabkan karena iklim yang dingin, maka para ubur-ubur tersebut menuju ke permukaan pantai yang banyak dikunjungi oleh wisatawan termasuk kami.
Kemudian bapak itu menambahkan, bahwa setelah menyengat, ubur-ubur tersebut langsung mati dan bagi mereka yang tersengat ubur-ubur dan telah memasuki usia dewasa, banyak yang pingsan akibat terkena efek dari sengatan ubur-ubur tersebut. Setelah perut kami kenyang, kami menuju ke destinasi berikutnya yaitu rumah nenek anggota kami Guntur.
Sekitar pukul 5 sore kami tiba, dan langsung menyantap makanan serba jamur. Mulai dari nasi goreng jamur, mie ayam jamur, bakso jamur, dan yang lainnya. Lokasi tempat makan tersebut tepat berada di tengah-tengah sawah sehingga angin yang berhembus cukup kencang dan suasananya pun sangat sejuk.
Setelah makan, kami menuju rumah nenek Guntur. Setelah singgah sejenak kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju rumah dari tante Ibrahim yang juga terletak di daerah Bantul. Namun salah satu dari anggota kami yaitu Guntur, tidak ikut dan menginap di tempat neneknya. Kemudian kami kembali pulang ke tempat menginap kami di Pakem untuk beristirahat.

Senin, 16 Juli 2012
                Pagi harinya kami melanjutkan perjalanan kembali menuju pasar malioboro untuk berbelanja membeli oleh-oleh. Setelah puas berbelanja, kami memutuskan untuk menuju stasiun lempuyangan karena hari ini adalah hari terakhir kami berada di jogja.
Sekitar pukul 4 sore, kereta yang akan kami tumpangi tiba. Ya, sama seperti berangkat, kami kembali menumpangi kereta progo. Dan sekitar pukul setengah 5 akhirnya kereta berangkat. Selama perjalanan kami menikmati pemandangan seperti sawah, pegunungan, yang masih alami. Sekitar 10 jam perjalanan yaitu tepatnya pukul 2 dini hari kami tiba di stasiun senen Jakarta.

Selasa, 17 Juli 2012
Sekitar pukul 2 dini hari, kami tiba di stasiun senen Jakarta. Karena kereta yang paling pagi menuju stasiun UI baru akan berangkat pada pukul 6, maka kami harus menunggu hingga kereta tiba di ruang tunggu. Ada yang tidur di ruang tunggu,dan kami bermain kartu. Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, kami kemudian membeli tiket commuter line dengan tujuan bogor. Harga satu tiket sebesar 6 ribu rupiah.
Tak lama pun kereta yang dari pagi kami tunggu datang, kami kemudian naik dan beristirahat di dalam kereta. Sekitar 1 jam kemudian kami turun di stasiun UI, tetapi Ibrahim dan Anton langsung melanjutkan perjalanan pulangnya ke bogor. Setelah turun di stasiun UI, kami kemudian berpisah untuk menuju rumah masing-masing. Perjalanan backpacker goes to jogja pun di tutup, namun petualangan kami tidak akan berakhir sampai disini. 

Minggu, 27 Mei 2012

Memori Tragedi Gempa Bumi DIY 27 Mei 2006


Hari ini tepat enam tahun tragedi itu terjadi. Ya, pada tanggal 27 Mei 2006 yang lalu telah terjadi gempa bumi yang dahsyat dengan kekuatan getaran 5,9 SR di bumi Jogja tepatnya di dekat pantai parangtritis kabupaten Bantul. Pada kali ini aku akan berbagi cerita tentang pengalamanku ketika bumi tercinta tempat asalku itu diguncang gempa.

Jogja, 27 Mei 2006
Aku ingat ketika itu hari sabtu pagi . saat itu aku masih tidur lelap bersama bapakku, sedangkan ibuku sudah pergi bekerja karena pada waktu itu ibuku masih menjadi seorang karyawati di salah satu PT yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggalku.
Tiba-tiba pintu rumahku yang semula tertutup kemudian ada yang membuka dengan gerakan yang seperti mendobrak. Ternyata orang itu adalah ibuku. Aku kaget dan terbangun dari tidurku dan tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh ibuku.tanpa banyak bicara, ibuku kemudian menyalakan tv dan langsung mencari-cari berita tentang gempa.
Tak lama kemudian muncul sebuah berita yang menjelaskan bahwa telah terjadi gempa di daerah istimewa Yogyakarta. Dan yang menjadi daerah terparah yang mengalami kerusakan rumah adalah daerah kabupaten bantul, ya itu adalah daerah di mana nenek dan saudara-saudaraku tinggal.
Setelah mendengar berita itu lantas ibuku berusaha untuk mengkonfirmasi kebenaran berita itu dengan menelpon salah satu saudaraku yang berada di sana. Dan ternyata benar, ternyata kampung tempat dimana ibuku berasal telah diguncang gempa dan hampir seluruh rumah di daerah tersebut hancur akibat gempa yang terlalu keras.
Kemudian kami langsung merapihkan baju dan peralatan yang sekiranya penting untuk dibawa ke jogja. Dua jam kemudian kami sekeluarga berangkat menuju ke jogja.
Di perjalanan tentu kami sangat cemas menanti bagaimana nasib dari nenekku yang kabarnya ia terkena reruntuhan rumah dan di bawa kerumah sakit oleh salah seorang warga kampung itu. Selama perjalanan, ibuku selalu berkomunikasi dengan salah satu saudaraku yang ada di jogja untuk menanyakan apa saja yang perlu dibawa dan obat-obatan apa saja yang dibutuhkan.
Mobil kami sempat berhenti beberapa kali untuk membeli tenda, minyak tanah, dan obat-obatan. Dan membutuhkan waktu lebih dari 14 jam untuk menempuh perjalanan sepanjang 650 KM bogor – jogja. Sekitar jam 3 malam kami mulai memasuki daerah jogja.
Tepat seperti dugaanku, suasana jogja setelah diguncang gempa sangat mencekam. Sepanjang jalan tidak kutemui satupun lampu yang menyala kecuali lampu mobil yang lewat. Kamipun sempat tersasar karena tidak ada sama sekali petunjuk jalan dan mungkin sudah ambruk terkena gempa bumi.
Aku ingat saat itu sekitar jam setengah 4 pagi aku mulai memasuki perkampungan tempat nenekku tinggal. Benar kata saudaraku, semua rumah disana hancur berantakan dan tidak ada satupun rumah yang masih berbentuk bangunan, semua sudah rata dengan tanah.
Perlahan-lahan mobil kami menyusuri perkampungan yang sangat gelap. Dan ketika lampu mobil kami menyoroti salah satu pinggir jalan, aku sempat melihat ada mungkin beberapa jenazah yang saat itu belum dikubur juga karena suasana yang masih panik dan sangat mencekam. Dan kami akhirnya tiba di rumah nenek kami dan disana terlihat ada sebuah tenda kecil yang diisi oleh banyak sekali orang di dalamnya.
Aku turun dari mobil, dan saat itu tidak ada satu katapun yang bisa ku sampaikan. Hanya diam dan seolah tidak percaya bahwa kampung yang sekitar 6 bulan yang lalu kulihat masih bersih dan tertata rapih kini hancur berantakan dan memunculkan kesan “kota mati”.
Ibuku dan bapakku menuju ke tenda yang sudah dibangun oleh warga sekitar, tak berapa lama akupun menyusul kesana. Tangisan dan jeritan langsung keluar dari mulut ibuku ketika melihat nenekku yang saat itu tergeletak di dalam tenda di tengah kerumunan orang-orang yang lainnya. Nenekku memang masih hidup, tapi kondisinya parah. Tangannya patah, bibirnya sobek dan kepalanya bocor.
Ya Allah, benar-benar gak kuat aku liatnya. Nenekku hanya bisa berbaring dan bahkan dudukpun ia gak sanggup. Saudaraku menceritakan kepada ibuku ternyata nenekku tadi pagi tertimpa reruntuhan rumah dan mereka pikir nenekku telah meninggal dunia.
Jadi pada waktu pagi itu, nenekku sedang duduk di depan warungnya. Kemudian datang seorang nenek yang ingin menukarkan berasnya dengan kelapa. Kemudian nenekku masuk ke dalam warungnya untuk mengambil kelapa itu. Saat di dalam warung tiba-tiba terjadi gempa yang frekuensinya tidak terlalu besar. Nenekku yang kaget langsung lari keluar warung untuk menyelamatkan diri. Setelah keluar, kemudian gempa itu berhenti. Karena merasa gempa itu sudah selesai, maka nenekku masuk kembali ke dalam warungnya untuk mengambil kelapa, tapi justru saat itu juga terjadi lagi gempa yang kali ini frekuensinya jauh lebih besar dari frekuensi gempa yang pertama, dan waktunya pun cukup lama, kurang lebih sekitar satu menit.
Nenekku langsung jatuh dan tertimpa reruntuhan bangunan warungnya. Kemudian nenekku pingsan. Beberapa menit kemudian ada beberapa warga yang melihat nenekku sedang pingsan dan tertimpa reruntuhan rumah. Mereka mencoba untuk mengangkat reruntuhan itu dari badan nenekku. Awalnya mereka berdua mencoba untuk mengangkat tapi tidak kuat, akhirnya salah satu dari mereka mencoba untuk memanggil warga yang lainnya untuk membantu mengangkat puing reruntuhan itu, dan setelah 4 orang yang mencoba mengangkat barulah reruntuhan itu bisa diangkat dari tubuh nenekku.
Kemudian nenekku diangkat keluar rumah dan tak berapa lama sadar dari pingsannya. Belum lama ia tersadar, kemudian ada info dari warga sekitar bahwa akan terjadi tsunami yang berasal dari pantai parangtritis. Jarak pantai parangtritis dan rumah nenekku cukup dekat hanya sekitar 3 KM. lalu warga yang tadi berusaha menolong nenekku dari reruntuhan rumah dan warungnya berusaha menyelamatkan diri sendiri takut terseret arus tsunami, maka ditinggalah nenekku sendirian dibawah pohon mangga. Aku ingat waktu itu nenekku bercerita bahwa pada saat itu yang ia pikirkan ialah kalaupun tsunami benar-benar tiba dan menyeret tubuh nenekku, ia hanya berharap bahwa semoga ada salah satu dari keluarganya yang bisa menemukan jasadnya.
Selain itu, pada saat itu juga ada satu cerita yang cukup unik. Jadi pada waktu itu kakak dari nenekku meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya. Keluarganya kemudian mencoba untuk mengeluarkan jasadnya dari dalam rumah. Setelah dibawa keluar, saat mendengar ada isu tsunami yang akan datang, maka jasad tersebut hanya diletakkan di bawah pohon sawo yang tak jauh dari tempat dimana nenekku yang masih hidup itu diletakkan.
Setelah mendapatkan info dari BMKG bahwa ternyata berita tsunami itu hanya isu belaka, maka warga kampung itu segera kembali untuk menolong nenekku yang sedang kritis untuk segera dibawa kerumah sakit. Dan jenazah kakak dari nenekku pun segera dimandikan dan dimakamkan dengan layak.
Di jogja nenekku tidaklah tinggal sendirian, ia tinggal dengan budeku, dan dua orang cucunya, seorang laki-laki dan seorang perempuan. Cucunya yang laki-laki bernama Kodrat, dan yang perempuan bernama Syifa. Kodrat berusia 14 tahun (pada saat itu) tetapi ia cacat fisik, kedua kakinya lumpuh dan tangan kanannya tidak dapat berfungsi seperti orang normal pada umumnya. Dan cucunya yang perempuan, Syifa saat itu baru berusia 4 tahun.
Saat terjadi gempa, budeku sedang berada di pasar untuk membeli perlengkapan warung. Seperti biasa ia mengayuh sepedanya berkilo-kilo meter dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai di pasar. Kemudian saat gempa berlangsung, ia berusaha sebisa mungkin untuk menyelamatkan diri. ia sangat bingung dan panik. Yang ada di pikirannya saat itu hanyalah bagaimana keadaan nenekku, anaknya dan keponakannya. Kakinya lemas seolah tidak mampu untuk mengayuh sepedanya yang tua itu. Ia akhirnya menuntun sepeda itu sambil menangis karena ia pikir anak, keponakan, dan ibunya telah meninggal dunia.
Satu jam kemudian budeku tiba. Ia melihat rumahnya sudah hancur dan ia berteriak-teriak histeris berusaha mencari keluarganya di balik reruntuhan puing bangunan. Tapi ia tidak menemui satupun anggota keluarganya, dan tangisannya pun semakin kencang. Ia mencoba masuk ke bagian kamar mandi rumah. Sontak ia sangat terkejut ketika melihat anaknya yang cacat fisik (Kodrat) bisa selamat dari reruntuhan rumah. Kodrat hanya diam dan duduk di atas sumur yang sudah tertimpa reruntuhan bangunan. Disinilah mukjizat itu datang, akupun sampai saat ini tidak habis pikir bagaimana caranya seorang Kodrat yang cacat fisik, dan tidak bisa berdiri bisa berada di atas reruntuhan bangunan yang cukup tinggi tanpa terluka sedikitpun.
Setelah budeku menemukan anaknya, kini ia mencoba untuk mencari keponakannya, yaitu Syifa. Ia mencoba mencari Syifa di reruntuhan bangunan tapi tidak ketemu juga. Tak berapa lama kemudian ada seorang ibu-ibu yang menggandeng anak kecil, ya itulah Syifa, ia pun selamat tanpa terluka sedikitpun. Disinilah terjadi mukjizat kedua yang diturunkan oleh Allah kepada keluarga kami. Biasanya setiap pagi Syifa belum terbangun dan masih tertidur di kamar budeku itu. Tapi entah mengapa hari itu ia bangun pagi sekali dan bermain dengan temannya di luar rumah. Andaikan waktu itu ia masih tertidur, maka pasti saat ini ia telah meninggal dunia.
Kodrat dan Syifa sudah bertemu dengan budeku, tinggal nenekku yang belum ketemu. Budeku mencoba mencari kabar nenekku dengan bertanya ke warga sekitar. Ada yang melihat bahwa nenekku telah dibawa oleh warga setempat ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama karena kondisinya yang kritis. Saat itu nenekku dibawa kerumah sakit dengan menggunakan mobil bak milik salah satu warga.
Budeku langsung menyusul kerumah sakit. Kodrat di letakannya di jok belakang sepeda, dan syifa di masukkan kedalam tas keranjang belanjaan yang di letakkan di setang sepeda tuanya.
Hampir satu jam ia mengayuh sepedanya, dan akhirnya tiba di rumah sakit tempat dimana nenekku diberikan pertolongan pertama. Ia menceritakan bahwa saat dirumah sakit banyak darah yang berceceran dimana-mana, ada seorang ayah yang menangis karena anaknya yang masih bayi meninggal dan kepalanya penuh dengan darah. Sang ayah itu memeluk erat anaknya yang sudah tidak bernyawa. Ada pula seorang ibu yang tengah memangku seorang nenek yang tidak menggunakan baju, karena bajunya digunakan untuk menghentikan laju darah yang mengalir dari kepala si nenek itu. Dan yang lebih mengharukan ada seorang ibu yang tangan kanannya menggendong bayi kecil yang sudah tidak bernyawa, dan tangannya yang satu lagi sedang memangku kepala jasad anaknya yang berusia remaja. Ya ibu itu kehilangan dua anaknya sekaligus.
Setelah beberapa kali memutari area rumah sakit yang saat itu sangat ramai dipenuhi oleh para korban gempa, budeku melihat ada seorang nenek yang tengah tergeletak di trotoar, dan ternyata itu adalah nenekku. Nenekku telah diberi pertolongan pertama oleh pihak rumah sakit. Bibirnya yang sobek hanya diberi hansaplast. Kepalanya yang bocor hanya diberi obat merah dan diperban, sementara tangannya yang patah dibiarkan begitu saja.
Budeku langsung memeluk nenekku dalam-dalam. Hanya suara tangis yang saat itu terdengar, tangisan sedih karena kondisi nenekku yang terluka dan tangisan syukur karena seluruh anggota keluarganya masih hidup.
Kemudian nenekku dibawa kembali pulang dan diletakkan di dalam tenda yang seadanya. Hingga aku dan keluarga tiba, nenekku masih terbaring di dalam tenda dan belum makan apapun karena bibirnya sobek. Rambutnya lusuh, dengan warna merah akibat darah yang mengalir di kepalanya. Tak lama kami tiba, hujan pun turun dengan deras. Tenda tersebut bocor, kemudian nenekku dan beberapa anak kecil lainnya.
Saat hujan sedang turun, terdengar beberapa kali reruntuhan bangunan yang ambruk. Sangat mencekam saat itu. Kami berusaha menghibur diri dengan tertawa di setiap bunyi reruntuhan rumah sambil membicarakan guyonan kecil.
Pagi tiba, nenekku, kami bawa kerumah sakit di daerah salatiga. Kami sengaja membawa kerumah sakit itu karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari rumah nenek dari bapakku di daerah salatiga. Kodrat dan Syifa dibawa kerumah nenekku di salatiga untuk mengurangi rasa trauma akan tragedi gempa. Beberapa hari nenekku dirumah sakit dan diberi perawatan, kemudian dibawa ke rumahku di Bogor untuk mengembalikan kondisi jiwanya agar tidak trauma kembali.
Kini, enam tahun sudah tragedi itu terjadi, dan kondisi kampung nenekku telah kembali normal. Walaupun gempa itu telah merenggut ribuan korban jiwa dan menghancurkan puluhan ribu rumah, tetapi kini semua nampak tak berbekas. Jogjaku kini sudah kembali indah, tidak ada lagi puing-puing bangunan sisa dari gempa yang melanda enam tahun lalu. Terimakasih pemerintah, terimakasih bapak sri sultan HB X dan bapak paku alam yang telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengembalikan kecantikan jogjaku. Terimakasih juga pada dunia internasional yang telah turut membantu pada saat evakuasi korban gempa, terimakasih semuanya. :)

Senin, 30 April 2012

djogja, 27-29 April 2012

Jumat, 27 April 2012


Cerita ini dimulai waktu gua lagi belajar buat ujian sosiologi...
temennya sodara gua dateng kerumah trus gak lama naek ke atas, tempat

dimana sodara gua bersemayam (read : kamar).entah apa yang mereka

perbincangkan , gak lama mereka turun ke bawah dan menuju ke kamar gua..

gua yang waktu itu lagi belajar di kamar kaget soalnya ada dua orang

pria dengan bulu ketek dimana-mana datang dan masuk ke kamar gua.

awalnya gua pikir mereka adalah reinkarnasi dari nenek gayung yang lupa

mencukur bulu ketiaknya ketika ingin melancong...
ternyata yang masuk adalah sodara gua yang bernama herman dan temennya

yang bernama deon (gua baru tau kalo namanya deon justru setelah gua

tiba di jogja, dan selama gua belom tau siapa namanya, gua hanya

memanggilnya dengan sebutan "mas".

herman mengajak gua untuk ke jogja dengan alasan ada keperluan tertentu.

berhubung gua udah lama banget gak ke jogja, trus berhubung hari jumat

besok cuma ujian doang dan bisa balik kuliah cepet, makannya gua

langsung nge-iya-in ajakan sodara gua itu.

setelah itu, gua selesein dulu belajar gua karena gua takut kalo

nantinya nilai ujian gua jelek, dosen terbaik gua itu bisa marah

besar,haha...

besokan paginya...

si herman sms gua lagi yang intinya mau konfirmasiin jadi apa gk gua

ikut, trus gua bales iya gua ikut asalkan jam 11 gua udah balik

kuliah...
ternyata kuliah cuma nyampe jam setengah 11 lewat doang, yoweis gua

langsung cao ke rumah buat beres-beres baju...

pas sampe rumah gua buru-buru milihin baju buat ke jogja..
gua bingung baju mana yang harus gua bawa, antara bikini atau kolor

bergambar wajah obama...
akhirnya gua gak memilih keduanya, gua cuma bawa 2 baju, 1 celana

panjang, 1 celana pendek , dan 3 pasang perangkat keren yang gua sebut

pakaian dalam...

seperti biasa, tiap ada orang rumah yang mau pulang kampung, emak gua

yang cantiknya kayak luna maya itu pasti adalah orang yang paling sibuk

di dunia dengan menyiapkan semua benda yang ia anggap sebagai bekal

perjalanan...
"le, ini ibu cuma bawain aqua sebotol, pocari sebotol, sama kacang sukro

dua bungkus yak"..
"iya bu, ini mah kebanyakan kali..."
ada kejanggalan dsini, kenapa berat aqua sebotol, pocari sebotol, sama

kacang sukro dua bungkus sama dengan berat anak biawak yang keberatan

bulu kumis? berat bener sumpah...

tanpa curiga gua masukin bkel itu ke dalem tas, trus packing dan siap

buat berangkat...

akhirnya jam 3 gua berangkat...

pertamanya gua naik bis jurusan citerep-rambutan, dengan mengeluarkan

ongkos sebesar 3000 rupiah, gua turun di tol jagorawi..
dari jagorawi gua naek bis jurusan senen dan mengeluarkan ongkos sebesar

8000 rupiah.

jam 5 kurang gua sampe di stasiun senen...

nyampe di stasiun senen langsung mesen tiket di loket. tapi emang dasar

apes, gua gak kebagian tiket kereta ekonomi buat ke jogja. kata tante-

tante penjaga loket, katanya adanya tiket buat tanggal 1 nanti, padahal

gua kan mau pulang ke jogja hari itu juga..lo pikir gua harus tiduran

sambil ngiler 3 hari 3 malem di stasiun dulu biar bisa dapet tiket?

berhubung tingkat kesal gua udah tingkat dewa, akhirnya gua mutusin buat

nyoba nyari tiket bis di pull bis damri di daerah kemayoran...

nah,disini pengalaman pertama gua naek bajaj..
dari stasiun senen sampe kemayoran gua naek bajaj dengan tarif 10000

rupiah bertiga..
buat lo semua yang selama ini cuma duduk manis naek mobil mewah, lo

harus coba kendaraan ini men, sumpah bikin badan bergetar, mulut

menganga, dan membuat ingin pipis di celana...
supir bajajnya rock n roll, ngebut banget doi bawanya, udah gitu ngeles

kanan kiri mulu lagi,hahaha

turun dari bajaj, gua jadi inget adegan film warkop...
waktu itu ceritanya dono, kasino, ama indro lagi nyamar jadi banci buat

ngelamar kerjaan...
waktu itu ceritanya yang turun duluan si indro, dan tanpa sadar ternyata

bajaj itu berenti di sebelah saluran air yang cukup gede, praktis si

indro yang waktu itu make sepatu hak tinggi langsung nyebur ke dalem

saluran air itu..

turun dari bajaj, gua mesen tiket bis jurusan ke jogja..
dari 4 kategori bis (ekonomi, ac ekonomi, patas, ac patas) gak ada satu

bis pun jurusan ke jogja yang kosong, semua udah habis tiketnya...
meen, gua mulai panik, masa iya gua udah pamitan ama emak gua buat pergi

ke jogja trus tiba-tiba nongol lagi dirumah gak jadi berangkat gara-gara

gak kebagian tiket bis ama kereta?

ternyata masih ada tiket bis yang kosong, tapi jurusannya ke purworejo,

bukan jogja, dan gua waktu itu gatau kalo ternyata bis itu ke purworejo

bukan ke jogja, dan gua udah terlanjur beli tiketnya sebanyak 3

lembar...
dengan pasang wajah sok stay cool, gua pura-pura tenang aja dan yakin

kalo gua bakal tetep sampe di jogja besok!

di dalam bis, gua duduk di sebelah deon, temen sodara gua..
dari situlah gua mulai coba akrab ama dia. dia sedikit bercerita tentang

sekolah smp dan sma'nya. dan dengan logat sundanya yang masih sangat

kental dia bilang kalo katanya ini pengalaman pertamanya pergi ke

jogja...

berhubung gua udah capek banget hari itu, gak lama bis jalan, gua

langsung tidur dengan harapan bisa kembali bugar di hari esok...

jam 7 pagi gua dibangunin sama deon, katanya bisnya udah mau sampe di

terminal purworejo..
gak lama, gua turun dari bis trus langsung menuju ke toilet terminal...
dari terminal purworejo, gua naek bis lagi yang jurusan jogja-solo

dengan tarif sebesar 6000 rupiah...

dua jam kemudian, tepatnya pukul 9 pagi gua tiba di jogja. gua turun di

jalan ring-road selatan...
dari ring-road selatan, gua harus nyambung naek bis lagi yang ke arah

pantai parangtritis dengan tarif 5000 rupiah...

setengah jam kemudian gua turun dan hampir sampe di rumah simbah. FYI,

embah gua itu mukanya mirip fenny bauti, itu loh nyokapnya si shireen

sungkar, cuma bedanya kalo simbah gua ini terdapat beberapa lipatan di

wajahnya (read :keriput).

harusnya, dari jalan raya sampe depan rumah mbah gua, itu cuma

membutuhkan waktu paling lama cuma 10 menit aja buat jalan kaki, tapi

gatau kenapa udah sampe setengah jam tapi gua belum nyampe-nyampe juga

di rumah simbah...

"tur, mana rumah mbah lo?" herman mulai curiga ama gua
"bentar lagi sampe kok" gua sambil mencoba mengingat-ingat jalan menuju

rumah simbah.
finally, tepat setengah jam gua sampe dirumah simbah...

sampe rumah simbah, gua langsung disambut dengan pemotongan dua ayam

kalkun, dan semangkok bakso jamur khas kabupaten bantul...
kenyang makan bakso, gua langsung istirahat karena badan udah capek

banget...

hampir 3 jam gua istirahat,

jam 3 sore gua bangun tidur, trus langsung mandi karena gua dapet kabar

kalo katanya anak2 sma gua dulu lagi pada study tour di jogja, wah kok

pas kebetulan banget gua lagi di jogja ya...
gua dapet kabar dari salah satu temen gua yang alumni di sma itu juga

katanya anak-anak yang study tour lagi pada di pantai parangtirtis...

jarak pantai parangtritis dan rumah gua cuma 20 menit doang, yaudah gua,

herman, dan deon langsung cabut kesana...

belom juga sampe pantai parangtritis, deon udah ngajakin berenti,

katanya dia mau foto-foto dulu di tengah sawah...
gua juga gak mau kalah, gua berpose di tengah jalan raya yang pada saat

itu cukup ramai kendaraan bermotor lalu-lalang...

setelah foto-foto, langsung cabut ngelanjutin perjalanan ke

parangtritis..
beberapa meter menuju gerbang masuk daerah pantai, herman ngasih tau gua

kalo nanti dia kebut, gua juga harus kebut bawa motornya . "pokoknya

nanti kalo gua ngebut, lo ngebut juga ya tur, pokoknya ikutin gua aja"

ternyata bener, pas banget gerbang wisata, herman langsung tancap gas

sekenceng mungkin, praktis gua juga jadi ikut ngebut..
ternyata maksud dari herman itu biar masuknya gausah bayar, jadi pas

gerbang pembayaran tiket masuk gua harus ngebut biar gak ditagihin buat

bayar...

10 menit dari gerbang pembayaran, gua sampe di pantai parangtritis...
tapi kok, kemana anak2 sma gua dan guru-gurunya?
kenapa pantai sepi banget?
gua cek hape gua, ternyata ada sms dari temen gua, katanya anak2 sma

udah pada cabut ke malioboro...
damn! gua udah nyusul, eh ternyata udah pada cabut ke malioboro...

berhubung bentar lagi sunset, jadi gua coba buat bertahan di pantai

dulu, lumayan lah nikmatin sunset di parangtritis, kapan lagi coba kan?

dirumah gua mah gak ada nih yang beginian,hahaha

hari udah malem, baru deh gua cabut ke malioboro...

dari parangtritis sampai malioboro, membutuhkan waktu sekitar 45 menit

perjalanan dengan menggunakan motor...
pas di lampu merah mataram, gua hampir ribut (mungkin lebih tepatnya di

keroyok) sama gerombolan motor gede..
jadi awalnya kan lagi lampu merah, otomatis dong gua berenti..
pas lagi berenti tiba-tiba dari belakang ada yang bunyiin sirine yang

menandakan kalo gua harus minggir...
gua pikir itu sirine ambulan, makannya gua langsung minggir. tapi

ternyata itu adalah sirine dari motor polisi yang lagi mengawal motor

gede lewat.
kesel, akhirnya gua teriakan. gua teriak sekenceng mungkin dengan nada

menantang ke arah gerombolan moge itu. "lo pikir lo jagoan? lo pikir ini

jalanan punya nenek lo?"
mendengar teriakan gua, beberapa anggota moge berenti dan nengok ke arah

gua, tapi ternyata mereka cuma berenti sebentar trus langsung cabut gitu

aja...
praktis, gua diliatin sama semua orang yang ada di lampu merah itu, trus

dengan gaya sok jagoan gua bilang"mas, mbak, kalo ada yang kayak gitu

mah gausah minggir, ini kan jalanan kita, bukan cuma punya mereka

doang". padahal dalem hati gua ngomong"thank's god! untung mereka

langsung pada pergi".

lampu berganti warna menjadi hijau, gua, herman, deon, melanjutkan

perjalanan lagi...

sampe di malioboro, gua telpon salah satu temen gua...
gua di kasih tau posisi anak2 sma gw itu dan temen2 seangkatan gua yang

juga alumni dari sma itu lagi pada ngumpul...

sampe di tempat yang dimaksud, gua langsung nemuin temen gua. gak lama

ngobrol, gua dan temen gua itu dipanggil sama guru gua waktu sma katanya

mau ketemu...
gua malu, waktu itu gua cuma pake celana pendek dan kaos oblong disertai

jaket yang lusuh, akhirnya gua dapet alesan buat nolak yaitu niat mau

nganterin temen gua beli rokok...

pas lagi nyari warung, muncul ide nakal dari si herman.
dia katanya mau ngajakin gua dan deon ke sarkem..
gile, setau gua sarkem itu kan sarangnya PSK. awalnya gua nolak karena

selama ini gua gapernah ketempat kayak gitu...
tapi herman coba buat ngeyakinin gua. dia bilang kita cuma lewat gangnya

doang kok, gk usah masuk ke dalem...
yaudah, gua pikir gak ada salahnya kalo sekedar pengen tau aja mah,

akhirnya gua terima juga tawaran dari si herman.

sekitar 100 meter dari lokasi awal, akhirnya sampe juga disbuah gang

sempit yang di depannya di jaga beberapa orang pria. herman yang mungkin

berpengalaman soal hal ini, langsung masuk ke gang itu aja tanpa ragu,

dan gua sama deon mengikuti dari belakang.

10,20,30, sampe 50 meter masuk ke dalam gang, tapi kok sepi banget yak

gak ada orang sama sekali di luar...
"man, ini beneran gang sarkem?"
"iya tur, seinget gua mah ini dah gangnya", kata si herman
"tapi kok kagak ada orang sama sekali yak?"
"oiya, ternyata bukan yang ini gangnya tur, agak kedalem lagi, mau gak

lo?"
gua yang waktu itu udah pegel langsung nolak ajakan si herman.
"kagak man, capek gua, lagian lu ngapain juga kesana kalo kagak "jajan"

mah?"
"iya juga sih, yaudeh kita cabut ke depan lagi aja deh ya!"

akhirnya gak jadi ke sarkem, balik lagi ke jalan malioboro.

di malioboro gua coba liat-liat barang...
gak ada yang cocok, akhirnya gua cuma beli gelang sepasang, satu buat

gua, satu lagi buat cewek gua.

dari ujung sampe ujung lagi jalan malioboro gua telusurin, tpi gak ada

lagi barang yang menarik dan pas untuk kantong gua, maklum waktu itu

prinsip gua adalah "ngegembel dalam berlibur" haha

sambil istirahat sebentar di pinggir jalan, gua mesen wedang ronde...
awalnya gua juga gak tau itu sejenis minuman apa, tapi pas gua coba

ternyata enak banget rasanya, asli gak boong!
dengan harga 5000 rupiah cukup bikin perut hangat dan kenyang..
setelah menghabiskan wedang ronde, gua, herman, deon balik ke parkiran

motor trus pulang..
jam 10 gua sampe rumah, ngobrol sebentar, trus tidur...

besok paginya...

jam 8 gua bangun tidur, trus mandi karna gua hari ini harus mesen tiket

buat balik lagi ke depok...
ternyata si herman sama deon udah pergi duluan, dia udah pergi ke

stasiun buat beli tiket dan gua ditinggal...
dua jam kemudian herman dan deon balik lagi kerumah simbah...

"man, gimana? dapet kagak tiketnya?"
"kata yang jaga loket nanti jam 2 buka lagi kok tur penjualan tiketnya"
"oh yaudeh berarti kita berangkat dari sini jam 12 aja ya biar gak telat

sampe stasiun?"
setelah itu gua beresin baju dan perlengkapan gua ke dalam tas...

setelah beres-beres, tibalah di waktu perpisahan...
gua pamit sama keluarga gua yg ada di jogja, gua juga pamit sama simbah

gua yang mirip fenny bauti itu...
simbah gua nangis katanya gua sebentar banget disini...
udah selesai nangis-nangisnya, gua, herman, deon berangkat ke stasiun...

jam 1 siang gua sampe di stasiun...

sampe sana ternyata loket penjualan tiket udah dibuka, tapi kok ada yang

aneh...
ternyata loket itu dibuka bukan untuk melayani penjualan tiket, tapi

untuk melayani pemesanan tiket secara online.
DAMN! trus gimana baliknya nih gua?
sedangkan besok paginya gua harus ujian sistem hukum indonesia...

gak lama kemudian ada info, katanya masih ada tiket kereta api tapi itu

buat kelas patas AC, bukan ekonomi...
daripada gua gak bisa pulang dan gak bisa ikut ujian, akhirnya gua beli

juga tiket itu, semula niat gua pulang ke jogja dengan cara ngegembel

batal total, karena tiket kereta itu mahal banget men buat gua, 155

ribu!
terpaksa gua beli juga tiket itu, dan gua kaget lagi karena ternyata jam

keberangkatan kereta itu jam setengah delapan malem, sedangkan waktu itu

masih jam 3 sore...
daripada kelamaan nungguin di stasiun, akhirnya gua, herman, deon balik

lagi kerumah simbah gua...

semula gua pikir acara nangis-nangisan tadi itu acara perpisahan gua

sama keluarga di jogja, eh ternyata gua malah balik lagi kesana, jadi

buat apa acara nangis-nangisan tadi coba? hahaha

sampe di rumah simbah (lagi) gua coba buat istirahat, biar nanti malam

gua bisa belajar di dalam kereta...

habis solat maghrib, gua balik lagi ke stasiun dan ini baru beneran

perpisahan dan bisa dipastikan kalo gua gak balik lagi ke rumah simbah

karena gak dapet tiket,haha

sampe di stasiun ternyata keretanya masih agak lama juga berangkatnya...
deon, yang notabene adalah orang asal sunda dan belom pernah ke daerah

jogja, coba buat foto-foto di depan kereta...

FYI, kereta yang gua naikki itu katanya kereta tercepat se pulau jawa,

ya bener kereta gajah wong...
gua juga gak mau ketinggalan ikutan foto-foto disana...
penasaran dengan interior keretanya, gua masuk ke dalem kereta itu...

dan, omeigat!keren banget ternyata dalemnya, sesuai deh sama harganya

yang agak mahal...
bersih, nyaman banget pokoknya...
gua juga sempet foto-foto sebentar disana sebelum rame..
tapi ternyata kereta itu kosong dan sepi, bener-bener surga dunia nih,

praktis lega banget deh tempat duduk gua jadinya.

di dalam kereta, gua sebisa mungkin coba buat belajar karena besok

paginya gua harus ujian sistem hukum indonesia...
habis belajar gua langsung tidur, biar besok paginya gak ngantuk...

besok paginya, jam 4.30 pagi...
gua bangun tidur dan ternyata kereta udah sampe stasiun lemah abang

jakarta. beberapa stasiun kemudian, gua turun yaitu di stasiun

jatinegara.

turun dari kereta, gua, herman, dan deon nyari angkot 06A...
baru pengen naek angkot, masalah baru muncul...
awalnya herman ditanya sama salah seorang calo "mau naek nomer berapa?"
trus herman jawab "06A". karena emang si herman ini kalo ngomong pelan

banget dan mungkin juga calo itu gak denger, maka si calo kesel dan

ngebentak herman. "LO MAU NAEK APAAN NG*****!!". herman kaget, tapi dia

bukannya takut malah ngebentak balik. "GUA MAU NAEK KE UKI, PUAS LO?!".
suasana memanas, orang-orang pada ngeliatin. "udeh man, udeh tua tuh

orang, kasian" gua coba meredam emosi si herman. "napa lo? mau ribut ama

gua? ayo sini!" si herman malah nantangin tuh calo. tapi entah mungkin

si calo itu menyadari kalo dia sudah tua dan gak bakal mungkin menang

lawan gua,herman,deon, dia langsung lari dan nyebrang gitu aja...
akhirnya gua tarik si herman ke dalem angkot dan ninggalin si calo itu.

dan gua pun melanjutkan perjalanan naek 06 A, turun di cijantung dengan

ongkos sebesar 5000 rupiah...
dari cijantung, gua pisah sama herman dan deon, gua naek 112 dan

langsung menuju ke kosan salah satu temen kampus gua, sementara si

herman dan deon naek angkot 41 turun di rumah gua...

sampe di kosan temen gua, gua langsung numpang tidur, gua bangun jam 8

dan langsung numpang mandi disana..
habis mandi, langsung berangkat ke kampus buat ikut ujian...
ujiannya gak terlalu susah sih, dan waktunya pun gak sampe sejam...
habis ujian, gua ngobrol sebentar dan akhirnya pulang menuju kerumah...

sampe dirumah, gua langsung keluarin semua baju kotor, dan istirahat...

dan akhirnya, cerita gua ke jogja bersama sodara gua herman, dan temen

gua deon pun selesai.

Rabu, 14 Maret 2012

Cinta itu Seperti Nenek-Nenek Menyebrang,Kemudian Salto, Roll depan 2x, dan Kayang di Trotoar Selama 5 Menit


Rabu, 14 Maret 2012

Dengan Hormat
            Terkadang, banyak hal di dunia ini yang gak bisa kita ngerti. Contohnya adalah soal cinta. Ketika kita tau kalo cinta itu sering membuat hati menjadi sakit dan galau, tapi seperti narkoba, kita selalu ketagihan untuk merasakannya lagi dan lagi. Wajar sih kalo saat kita jatuh cinta kemudian kita ngerasa galau, kenapa? Karna galau itu salah satu cara kita untuk menjadi dewasa (gak termasuk alay,apalagi ababil!).
            Setiap kali gw buka facebook (Guntur Widyanto), atau twitter (@gwidyanto), pasti ada aja orang yang lagi galau tentang cinta. Tapi gw bersyukur karna twitter membatasi setiap tweet maksimal 150 karakter,kenapa? Karena dengan begitu, akhirnya gw gak nemuin lagi nama-nama alay dengan status galau seperti yg sering gw jumpai di facebook. Contohnya :
IiieEeRrRa IiaaNngGceLLalludiSsSakKiIiti : “knNp4h cIih ciInNtta itTuhH ny3Belliin ?????

            Coba aja lu bayangin, buat baca namanya aja dibutuhkan waktu sekitar 2 menit, belum lagi buat baca statusnya, kita harus ngeluangin waktu lagi sebanyak 3 menit. Kalo ditotal, kita jadi ngorbanin waktu selama 5 menit, andai kita onlinenya di warnet dan hanya punya uang sebesar 3000 perak, itu hanya cukup buat ngenet selama 1 jam, maka online kita akan terasa sia-sia hanya untuk membaca 20 status orang dengan nama dan status yang alay seperti itu.
            Balik lagi soal cinta….
            Buat gw, cinta itu bagaikan seorang nenek-nenek yang nyebrang, kemudian salto, roll depan 2x, dan akhirnya melakukan khayang di trotoar selama 5 menit. Kenapa? karena terkadang cinta itu dateng secara gak mungkin. Sama kayak nenek-nenek yang bisa salto, itu kan suatu hal yang gak mungkin banget, dan begitu pula dengan cinta, yang bisa datang dengan cara yang mustahil sekalipun.
            Kemudian, cinta itu bagaikan nenek-nenek yang roll depan sebanyak 2x. Maksudnya, orang yang lagi jatuh cinta, rela melakukan apapun demi orang yang dicintai walaupun itu sulit. Emang keliatannya berat buat seorang nenek-nenek bisa ngelakuin roll depan sebanyak 2x, bahkan gw juga sampe sekarang cuma bisa roll depan sebanyak 1x. Tapi kalo udah ada rasa cinta, jatuh bangun pun bakal rela buat dilakuin.
            Setelah roll depan sebanyak 2x, berikutnya adalah khayang selama 5 menit di trotoar. Kayak yang kita tau, setiap kali melakukan khayang, kita sebisa mungkin menahan agar badan kita tidak jatuh ke tanah dengan menggunakan kedua tangan kita. Sama aja kayak cinta, sebisa mungkin kita pertahankan suatu hubungan agar jangan sampai jatuh di jurang perpisahan (read : putus!). Bedanya, kita bisa menahan hubungan kita agar tidak jatuh ke jurang perpisahan dengan menggunakan dua tangan yang kuat, yang satu adalah tangan (read: hati) kita, dan yang satu lagi adalah tangan (read : hati) pasangan kita.
            Ya, itulah cinta menurut gw… hal yang sulit dan terkadang dapat menimbulkan sakit hati, tetapi selalu menimbulkan rasa ketagihan untuk kembali menjalin hubungan yang baru yang tentunya lebih baik lagi.
            Demikian entri yang saya tulis kali ini, apabila ada kesalahan mohon dimaafkan, karena kesempurnaan itu bukan milik saya, tapi hanya milik Allah SWT, Andra & Backbone, dan pasangan saya.Terimakasih.

Minggu, 11 Maret 2012

Mendung

                                                                                Senin, 12 Maret 2012



Dengan hormat,

Mendung

Mendung,
Pagi ini hari terlihat cerah,
Keramaian kembali menyapa
Dan malam gelap mulai sirna

Mendung,
Kulihat awan nampak bersahaja
Tak ada lagi langit pekat yg mengudara
Aura positif tersebar dimana-mana

Mendung,
Tak selamanya berarti gelap
Tak selamanya berakhir duka
Dan tak selamanya penuh dusta

Mendung,
Mendung itu disaat kita merasa sendiri ditengah keramaian
Mendung itu disaat kita mencintai tanpa restu orangtua
Mendung itu aku, si gelap ditengah cahaya

“dan aku selalu suka sehabis hujan di bulan DESEMBER….”

Selasa, 07 Februari 2012

ikan PUTRI DUYUNG, dan kenangannya





                                                                                                   Rabu, 8 februari 2012




Dengan hormat,
Ikan putri duyung . Merupakan suatu legenda yang biasanya digambarkan sebagai perwujudan ikan dalam bentuk wanita cantik. Lalu ada apa dengan ikan duyung? Kali ini gw bakal berbagi cerita tentang gw dan ikan duyung.
SELAMAT MEMBACA!!
Cerita ini terjadi pada waktu gw masih sekolah di salah satu sekolah dasar (baca ; SDN CILANGKAP 2) . Waktu itu gw masih kelas 3 SD dan masih suka ingusan dengan jidat yang mengkilap menghiasi kepala gw  (waktu itu masih suka disisirin ama emak gw).
Seperti biasa, tiap pulang sekolah gw ngelewatin satu tempat yang namanya lapangan bawah. Tempatnya luas banget, semacam lapangan sepakbola, tapi di sekelilingnya banyak numbuh pohon singkong sama rawa-rawa.dan biasanya, banyak orang-orang yang pada gelar Koran dan tiker disitu secara berpasang-pasangan. (nah udah kebayang dong pada ngapain mereka?)
NEXT!
Setiap hari gw berangkat dan pulang sekolah bareng temen-temen gw. Mereka adalah budi, heru, dan ifan (bukan nama samaran, bukan juga seorang PSK).
Pernah satu hari, kayak biasanya habis sekolah gw ama 3 orang temen gw pulang lewat jalan yang sama (lapangan bawah). Waktu itu sekitar jam 5 sore. Awalnya sih biasa-biasa aja,Cuma entah ada badai(kerispatih) darimana, tiba-tiba si irfan ngomong kayak gini:
“Eh, lu pada tau gak? Katanya di kali ini ada ikan duyungnya kan…”
“ beneran pan? Masa sih ada ikan duyungnya?” jawab gue bego
“ iye bawel, kata om gw disini tuh ada ikan duyungnya!”
“lah trus mana skrg? Gimana manggilnya coba?” kata budi
“ coba aja timpukin aernya pake batu, nanti bakalan nongol deh “

(Gw pada waktu itu menganggap wajar juga sih cara yang ifan kasih tau buat manggil ikan duyung itu. Pertama, waktu itu kan belum ada pesbuk ama tuiter, coba waktu itu udh ada, tinggal mention langsung nongol tuh ikan duyung . Yang kedua, biasanya cewek yang cantik itu paling cepet dateng kalo kita manggilnya pake lembaran uang 50 ribuan. Berhubung waktu itu uang jajan gw Cuma 3 ribu perak dan gw yakin kalo ikan duyung gak bakalan dateng hanya dengan uang 3 ribu perak, akhirnya gw coba buat ikutin caranya si irfan)
Gak lama, gw coba ambil seekor batu (mungkin lebih tepatnya adalah sehelai batu). Gw coba nimpukin kali itu pake batu. Satu, dua, tiga, sampe puluhan batu dilempar, tapi kok belom muncul juga ikan duyung itu. Untung waktu itu belom ada BB, coba kalo ada, udah gw pake buat ngelempar ikan duyung juga tuh, siapa tau ikan duyungnya mau BBM’an juga.hahaha
Batu hampir habis, waktu hampir maghrib, siluman tengkorak pun hampir muncul. (kenapa siluman tengkorak? Karena waktu itu belom ada nenek gayung) , akhirnya gw putusin buat pulang kerumah dan janji besok bakal balik lagi kesana.
KEESOKAN HARINYA
Berhubung hari libur, gw putusin buat dateng ke tempat itu lagi. Waktu itu gw dateng sendirian aja, gak ama anak2 boyband itu. Hahaha
Sampe sana gw gak mau ngelempar kali itu pake batu lagi. Gw coba cara laen. Pertama gw lemparin pake uang gopean. (waktu itu masih gambar monyet nongkrong. #berasa ngaca!).
Udah 4 kali gw lempar tapi belom keluar juga, akhirnya gw coba jalan terakhir yaitu menceburkan diri ke dalem kali itu. Pelan-pelan gw coba buat turun, pelannn pelannn dan…..GUBBRAAKKK!! gw malah kecebur dengan wajah duluan yang menyentuh tanah becek pinggiran kali itu.
Baju gw jadi kotor, celana pun gak mau kalah, yang tadinya warnanya ungu, berubah jadi coklat abstrak. Kalo istilah peribahasanya “TERLANJUR BASAH, 2,3 PULAU TERLAMPAUI” #loh? , akhirnya gw putusin buat basah-basahan ke dalem kalinya sekalian.
10,20,30, sampe beratus-ratus menit gw berendam disana, bukan ikan duyung yang menghampiri tapi justru ikan julung-julunglah yang datang menemani.
Badan udah kedinginan, akhirnya gw putusin buat mengakhiri ekspedisi ikan duyung gw.
Berhubung gw takut diomelin sama nyokap gara-gara baju yg gw pake basah kuyup, akhirnya gw putusin buat jemur baju gw dulu di salah satu pohon dihalaman rumah warga.
Gw coba manjat sebisa mungkin, pas sampe di atas, gw buka baju gw trus gw sangkutin di salah satu batang pohon. Gw coba buat duduk senyaman mungkin dan beristirahat (waktu itu adegannya persis yang digambarin di uang kertas 500 rupiah yg bergambar orangutan itu).
Lagi enak-enaknya istirahat tiba-tiba muncul secarik bapak-bapak dengan kumis yang menyerupai tanggul lumpur sidoarjo. Dia adalah pemilik pohon yang lagi gw panjat itu. Dia langsung marah-marah sambil melotot ke gw. (mungkin waktu itu dia mengira kalo gw itu sebiji koala atau cikiber yang sedang hinggap di pohon miliknya).
Gw yang ketakutan gak bisa ngmg apa2, Cma bisa nangis doang. dan gw gk bisa turun dri pohon.
Mungkin bapak-bapak itu iba juga melihat gw yg nangis, atau mungkin dia telah tersadar kalo ternyata gw manusia, bukan koala apalagi buaya, dia malah nolongin gw. Gw di gendong ama dia biar gw bisa turun. (#diiringi lagu kemesraan).
Akhirnya bapak-bapak itu gak jadi marah, gw disuruh pulang dengan perasaan yang gak karuan.
Sampe sekarang, gw masih inget tiap detail kejadian itu, dan untuk ikan duyung yang mungkin membaca tulisan gw ini, atau mungkin tulisan gw ini muncul di Time Line lu, gw Cuma mau bilang kalo persaingan antara kita belum berakhir, dan gw harap lu bersedia balikin duit yang pernah gw lemparin ke kali itu.

Sekian.