Rabu, 18 Juli 2012

Backpaker goes to Jogja…



Setelah  sukses melakukan perjalanan pertama kami ke kepulauan seribu tepatnya di pulau pramuka beberapa waktu yang lalu, maka kami mencoba untuk menyusun rencana untuk berlibur ke jogja. Petualangan kami di mulai saat kami mengantri tiket kereta api kelas ekonomi di stasiun senen Jakarta.
Tepatnya pada tanggal 2 juli 2012, kami yang diwakili oleh 4 orang anggota backpacker yaitu Ibrahim, Laibun, Guntur, dan Rezha berangkat dari kampus kami menuju stasiun senen untuk memesan tiket kereta api. Kami berangkat dengan menggunakan kereta commuter line dari stasiun UI menuju stasiun senen,Jakarta.
Setibanya di stasiun, kami makan sejenak dan kemudian mengambil formulir pemesanan tiket kereta api. Setelah mendapatkan formulir, kami mengisi identitas sesuai dengan KTP masing-masing anggota dan kemudian ikut mengantri di barisan pemesan tiket.
Semula jumlah anggota yang ikut sebanyak 10 orang, namun karena beberapa hal akhirnya tinggal tersisa 8 anggota orang saja yang memastikan diri untuk ikut, yaitu Laibun, reza, Guntur, Ibrahim, Karin, Nadya, Dea, dan Anton. Kami harus mengantri selama kurang lebih 6 jam. Entah mengapa kami harus menunggu selama itu hanya untuk mendapatkan sebuah tiket untuk masing-masing anggota, mungkin saja ini terjadi karena sistem pelayanan yang terkesan lambat atau sistem birokrasi di perkeretaapian yang masih belum berjalan dengan baik, yang jelas kami harus menunggu lebih dari 6 jam untuk mendapatkan tiket seharga 35 ribu rupiah.
Setelah mendapatkan tiket, kami kembali pulang dengan menggunakan kereta commuter line lagi.

Kamis, 12 Juli 2012
Pagi harinya kami masih mengikuti kuliah umum yang diadakan oleh pihak kampus dan fakultas kami, yaitu fakultas ilmu komunikasi. Tema dari kuliah umum pada waktu itu adalah tentang politik dan komunikasi. Pembicara pada kuliah umum tersebut adalah dua tokoh politisi ternama yaitu Pramono Anung dan Ikrar Nusa Bakti.
Setelah mengikuti kuliah umum, kami berkumpul di satu tempat di salah satu kostan anggota kami yang bernama Rheza. Pukul 3 sore kami seluruh anggota yang berjumlah 8 orang berkumpul untuk membagikan masing-masing tiket dan persiapan menuju ke jogja.
Dari masing-masing anggota kami menarik dana sebesar Rp 250.000,00 untuk biaya transportasi, makan, dan ongkos menuju beberapa tempat wisata yang terdapat di Jogja. Setelah persiapan dianggap cukup, kami berdoa bersama kemudian berangkat.
Pertama kami naik kereta commuter line menuju stasiun senen. Harga satu tiket sebesar Rp 6.000,00. Setibanya di stasiun senen, kami membeli perlengkapan makanan untuk bekal di perjalanan nanti. Setelah perbekalan dirasa cukup, kami pergi ke warung makan di sekitar stasiun senen untuk mengisi perut kami yang memang sudah menahan lapar sejak keberangkatan menuju stasiun senen tadi.
Kami makan di salah satu rumah makan yang ternyata milik seorang Aremania, nama warung makannya pun warung makan Arema. Masing-masing dari kami memesan makanan sesuai dengan selera masing-masing, ada yang memesan pecel lele,ayam penyet dan yang lainnya.
Saat kami sedang menyantap makanan masing-masing ternyata hujan turun dengan sangat deras, maka kami terpaksa untuk tetap berada di warung makan tersebut. Sambil menunggu hujan reda, dea mengambil gitar yang memang dibawa oleh Guntur dan memainkan beberapa lagu untuk lebih menghangatkan suasana yang memang saat itu cukup dingin.
Waktu sudah menunjukkan pukul 7.30 malam, tepat 1 jam sebelum keberangkatan kereta kami maka kami memutuskan untuk segera menuju pintu masuk dan ruang tunggu kereta walaupun pada saat itu masih turun hujan yang deras. Kemudian pukul 8 malam kami masuk ke ruang tunggu dan tidak lama kemudian kereta yang akan kami tumpangi menuju jogja tiba.
Kami mulai masuk ke dalam kereta. Kereta yang akan kami tumpangi bernama kereta progo. Dari luar, kereta memang terlihat cukup layak dan memang sepadan dengan harga tiket yang murah. Dari segi dalam, ternyata kereta progo cukup baik dan memang telah mengalami perbaikan sehingga layak untuk digunakan.
Kami terpisah ke dalam dua gerbong. Di gerbong 2, Ibrahim, Nadya, dan Dea duduk tepat di bangku paling belakang dari gerbong tersebut. Kemudian Karin, Guntur, Rheza, Laibun, Anton duduk di bangku nomer 2 dari depan di gerbong 3.
Sepanjang perjalanan, kami mengisi waktu dengan bermain kartu remi. Guntur, dea, rheza, Karin, dan Anton asik bermain poker sementara Ibrahim, Laib, dan Nadya memilih untuk beristirahat dan tidur di gerbong 2. Banyak kejadian seru yang terjadi sepanjang perjalanan, mulai dari membeli es buah yang harganya sangat mahal dan rasanya tidak enak, hingga membeli nasi goreng bungkus seharga Rp 3.000,00 yang ternyata sangat sedikit sekali, mungkin hanya untuk 2 sendok suap saja sudah habis.
Kemudian kami beristirahat agar kondisi badan kami kembali fit lagi di keesokan harinya.

Jumat pagi, 13 juli 2012
 sekitar pukul 07.30 kami tiba di stasiun Tugu Jogja. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju rumah paman dari salah satu anggota keluarga kami yaitu Ibrahim di dusun Capit, Pakem, Sleman.  Dari stasiun tugu kami naik bus 2 kali, pertama kami turun di dekat kampus UGM, kemudian kami melanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan bus dan turun di daerah pakem Sleman.
Sekitar pukul 09.30 pagi kami tiba di rumah paman dari Ibrahim. Setibanya di sana, kami melepas lelah sejenak, setelah itu kami memasak nasi dan lauk untuk sarapan pagi ini. Setelah sarapan, untuk yang pria segera mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah Sholat Jumat di masjid yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Setelah sholat Jumat, kami kembali ketempat menginap kami,dan beristirahat hingga sore hari. Setelah beristirahat, kami kembali memasak untuk makan malam. Setelah makan, kami sholat maghrib  berjamaah. Setelah sholat, kami berganti pakaian untuk berjalan-jalan mengelilingi daerah tersebut. Pada saat itu 2 anggota dari kami yaitu Rheza dan Dea tidak ikut, karena mereka sedang ada pertemuan bersama rekan-rekan gamers di Malioboro. Sekitar 2 jam kami berjalan-jalan, dan karena waktu sudah cukup malam, maka kami kembali ke tempat kami menginap. Kami bermain kartu sebentar, lalu tidur karena memang kami masih kelelahan setelah melakukan perjalanan yang jauh dari Jakarta menuju Jogja.

Sabtu, 14 Juli 2012
Sekitar pukul 06.00 pagi Anton dan Ibrahim sudah bangun dan memasak untuk sarapan pagi kami. Setelah sarapan, kami bersiap-siap untuk menuju taman wisata kaliurang. Untuk menuju ke sana, kami menyewa angkutan umum daerah tersebut. Perjalanan dari desa Cepit menuju taman wisata Kaliurang kurang lebih memakan waktu selama 1 jam.
Setibanya di taman wisata Kaliurang, kami langsung disambut oleh iklim yang sejuk dan kabut yang menyelimuti kawasan tersebut. Suasana yang hampir sama seperti di daerah puncak kabupaten Bogor. Suhu yang dingin tidak menyurutkan semangat kami untuk terus melanjutkan perjalanan. Ternyata taman wisata kaliurang jauh dari apa yang kami bayangkan selama di perjalanan. Kami beranggapan bahwa disana terdapat tempat pemandian air panas saja, akan tetapi pada kenyataannya disana kami disajikan dengan pemandangan air terjun dan jalanan berbukit hampir menyerupai taman wisata cilember kabupaten bogor.
Namun sayang sekali pada saat itu air terjunnya sedang surut. Hal ini dikarenakan dampak dari erupsi gunung merapi yang sempat meletus beberapa waktu yang lalu sehingga air terjun yang biasanya mengalir menjadi surut. Setelah melihat air terjun, kami mencoba untuk mendaki kawasan bukit pronojiwo. Perjalanan yang menanjak dan cukup curam tidak menyurutkan semangat kami untuk terus mendaki menuju puncak bukit tersebut. Selama di perjalanan, kami banyak menemui pohon-pohon yang tumbang akibat erupsi gunung merapi, akan tetapi tidak mengurangi indahnya pemandangan yang bisa kami lihat dari bukit yang cukup tinggi. Hampir 1 setengah jam kami mendaki, dan kami mulai kelelahan. Beberapa kali kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil mengumpulkan kembali energy yang tersisa untuk melanjutkan pendakian.
Tak lama kemudian, akhirnya kami tiba di puncak bukit tersebut. WOW! Suatu pemandangan yang tidak pernah kami dapatkan sebelumnya. Bukit yang di kelilingi dengan kabut yang tebal serta pemandangan yang sangat indah yang tidak mungkin bisa ditemukan di Jakarta. Kami tidak melewatkan momen yang langka itu. Kami sempat berfoto-foto sejenak sambil menikmati pemandangan yang memang sangat memuaskan dan bisa menghilangkan lelah kami setelah mendaki cukup lama.
Puas kami menikmati pemandangan yang ada, kemudian kami kembali turun ke kaki bukit. Sekitar satu jam kami turun dan akhirnya tiba di bawah kaki bukit. Saat kami sedang beristirahat, kemudian kami dikejutkan dengan kedatangan sekelompok kera kecil yang menghampiri kami untuk meminta diberi makanan. Lantas kami segera membeli sebungkus kacang kulit di pedagang setempat. Saat ingin memberi makan, kami diberi tau oleh ibu pedagang tersebut kalau bungkus kacang harus disembunyikan, agar tidak dirampas oleh kera-kera tersebut.
Satu-persatu dari kami bergantian mencoba untuk memberikan kacang kepada kera-kera tersebut, namun tiba-tiba sekelompok kera tersebut melarikan diri dan memanjat ke pohon karena ternyata datang induk dari para kera tersebut yang tentu saja ukurannya lebih besar. Saat Ibrahim sedang memberikan kacang kepada induk kera tersebut, tiba-tiba ia diserang dan dikejar oleh induk kera itu. Hampir saja Ibrahim terkena serangan dari kera itu dan untung saja ia masih selamat.  kami di beri tau oleh ibu pedagang setempat bahwa kera-kera itu akan marah sekali apabila diberi kacang dengan menggunakan tangan kiri, jadi apabila ingin memberi makanan kepada mereka haruslah menggunakan tangan kanan. Puas memberi makan kera-kera tersebut kami kemudian solat dan makan dan melanjutkan ke tujuan wisata kami berikutnya yaitu ke keraton jogja dan malioboro.
Sekitar pukul 03.30 sore, kami tiba di malioboro. Kedatangan kami tepat sekali bersamaan dengan dimulainya acara ruwahan yang biasa di gelar untuk menyambut datangnya bulan ramadhan. Banyak pertunjukkan yang disajikan, mulai dari komunitas layang-layang yang memamerkan hasil kreatifitasnya dengan ukuran yang sangat besar, komunitas kesenian kuda lumping, hingga komunitas nelayan jogja yang tidak mau kalah menampilkan atraksinya sambil mengangkat perahu kecil yang biasa digunakan oleh para nelayan untuk mencari ikan.
Setelah cukup melihat acara tersebut, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju keraton. Namun setibanya di keraton, ternyata sudah tutup. Kami sempat kecewa karena kami terlambat datang. Untuk menghilangkan rasa kecewa kami, maka kami menyewa becak untuk berkeliling keraton. Harga sewa becak masing-masing orang sebesar 5 ribu rupiah. Kami sempat mampir di beberapa tempat penjualan baju dan tas khas  jogja. Kemudian kami kembali lagi ke tempat awal yaitu di depan gerbang keraton.
Kami membuka bekal yang kami bawa, yaitu nasi goreng dan telor dadar yang telah dimasak oleh Anton. Setelah makan, kami beristirahat sejenak kemudian kami berpisah untuk berbelanja masing-masing di pasar malioboro dan menentukan waktu dan tempat untuk berkumpul kembali. Kelompok terpisah menjadi dua. Guntur, Dea, nadya, Karin, dan Reza memutuskan untuk memulai berbelanja di pasar malioboro, sementara Ibrahim, laib, dan Anton lebih memilih untuk menuju alun-alun selatan untuk mencoba membuktikan mitos tentang bringin kembar. Mitos yang beredar bahwa siapapun yang bisa melewati bringin kembar tersebut dengan mata tertutup maka apa yang diinginkannya bisa dikabulkan.
Ibrahim, Laib, dan anton melanjutkan petualangan mereka dengan mencoba beberapa kuliner khas jogja dengan harga yang relative murah, sementara Dea, Guntur, reza, nadya, dan Karin kembali melanjutkan belanjanya di pasar malioboro.  Setelah cukup puas berbelanja dan wisata kuliner, akhirnya kami kembali berkumpul di angkringan kopi joss di dekat pasar malioboro. Kopi joss adalah kopi yang dibuat dengan memasukkan areng hitam ke dalam gelasnya. Dan rasa dari kopi joss ternyata sangat memuaskan kami, pantas saja kalau hampir seluruh permukaan trotoar dipenuhi oleh para penikmat kopi joss yang rela mengantri untuk mendapatkan segelas kopi.
Puas dengan kopi joss yang kami minum, kami kembali pulang menuju tempat menginap kami yaitu di daerah Pakem. Kami menyewa taxi avanza dengan biaya sebesar Rp 120.000,00. Setibanya di tempat menginap, kami kembali masak untuk makan malam dan kemudian beristirahat.

Minggu, 15 Juli 2012
Hari ini kami memutuskan bahwa pantai akan menjadi prioritas wisata kami, setelah sebelumnya kami telah menikmati kawasan perbukitan dan lingkungan keraton. Maka destinasi kami selanjutnya adalah pantai parangtritis yang terletak di kabupaten bantul jogja. Kami menyewa angkutan umum dari pakem menuju parangtritis sebesar Rp 250.000,00. Perjalanan kami memakan waktu sekitar 1 setengah jam hingga akhirnya sekitar pukul 3 sore kami tiba di pantai parangtritis.
Ombak yang besar dan angin yang bertiup kencang seolah menyambut kedatangan kami. Kami yang memang sudah tak sabar untuk merasakan derasnya ombak pantai parangtritis, langsung mengganti pakaian kami. Kami menikmati setiap ombak yang datang menyeret badan kami kembali ke pinggir pantai. Akan tetapi kali ini kami sedikit terganggu dengan adanya ubur-ubur yang menuju pantai parangtritis dalam jumlah yang cukup banyak. Salah satu anggota dari kami yaitu Guntur pun ikut merasakan disengat ubur-ubur beberapa kali.
Setelah beberapa jam kami menikmati air laut selatan itu, kami memutuskan untuk menyudahi dan mencari warung makan. Saat sedang makan, kami sempat mengobrol sebentar dengan bapak pemilik warung tersebut. Bapak itu mengatakan bahwa memang selama seminggu ini banyak wisatawan yang tersengat ubur-ubur. Hal ini disebabkan karena iklim yang dingin, maka para ubur-ubur tersebut menuju ke permukaan pantai yang banyak dikunjungi oleh wisatawan termasuk kami.
Kemudian bapak itu menambahkan, bahwa setelah menyengat, ubur-ubur tersebut langsung mati dan bagi mereka yang tersengat ubur-ubur dan telah memasuki usia dewasa, banyak yang pingsan akibat terkena efek dari sengatan ubur-ubur tersebut. Setelah perut kami kenyang, kami menuju ke destinasi berikutnya yaitu rumah nenek anggota kami Guntur.
Sekitar pukul 5 sore kami tiba, dan langsung menyantap makanan serba jamur. Mulai dari nasi goreng jamur, mie ayam jamur, bakso jamur, dan yang lainnya. Lokasi tempat makan tersebut tepat berada di tengah-tengah sawah sehingga angin yang berhembus cukup kencang dan suasananya pun sangat sejuk.
Setelah makan, kami menuju rumah nenek Guntur. Setelah singgah sejenak kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju rumah dari tante Ibrahim yang juga terletak di daerah Bantul. Namun salah satu dari anggota kami yaitu Guntur, tidak ikut dan menginap di tempat neneknya. Kemudian kami kembali pulang ke tempat menginap kami di Pakem untuk beristirahat.

Senin, 16 Juli 2012
                Pagi harinya kami melanjutkan perjalanan kembali menuju pasar malioboro untuk berbelanja membeli oleh-oleh. Setelah puas berbelanja, kami memutuskan untuk menuju stasiun lempuyangan karena hari ini adalah hari terakhir kami berada di jogja.
Sekitar pukul 4 sore, kereta yang akan kami tumpangi tiba. Ya, sama seperti berangkat, kami kembali menumpangi kereta progo. Dan sekitar pukul setengah 5 akhirnya kereta berangkat. Selama perjalanan kami menikmati pemandangan seperti sawah, pegunungan, yang masih alami. Sekitar 10 jam perjalanan yaitu tepatnya pukul 2 dini hari kami tiba di stasiun senen Jakarta.

Selasa, 17 Juli 2012
Sekitar pukul 2 dini hari, kami tiba di stasiun senen Jakarta. Karena kereta yang paling pagi menuju stasiun UI baru akan berangkat pada pukul 6, maka kami harus menunggu hingga kereta tiba di ruang tunggu. Ada yang tidur di ruang tunggu,dan kami bermain kartu. Waktu menunjukkan pukul 6 pagi, kami kemudian membeli tiket commuter line dengan tujuan bogor. Harga satu tiket sebesar 6 ribu rupiah.
Tak lama pun kereta yang dari pagi kami tunggu datang, kami kemudian naik dan beristirahat di dalam kereta. Sekitar 1 jam kemudian kami turun di stasiun UI, tetapi Ibrahim dan Anton langsung melanjutkan perjalanan pulangnya ke bogor. Setelah turun di stasiun UI, kami kemudian berpisah untuk menuju rumah masing-masing. Perjalanan backpacker goes to jogja pun di tutup, namun petualangan kami tidak akan berakhir sampai disini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar