Hampir dua pekan sudah, seluruh media massa nasional
beramai-ramai memberitakan seputar kampanye dan pemilu. Memang, harus diakui
bahwa pada pemilu tahun ini jauh lebih bergairah
dibanding pemilu sebelumnya. Selain dihiasi figur-figur baru yang belum pernah
ada pada pemilu yang lalu, khusus periode ini juga sekaligus menjadi
“kesempatan terakhir” bagi para politisi-politisi yang memang sudah lama ada
dan makin mendekati usia senja. Hadirnya tokoh-tokoh alternatif diharapkan
mampu meneruskan proses tumbuh kembang demokrasi dalam negeri menuju ke arah
yang lebih baik lagi. Bila sebelumnya penulis telah membuat sebuah tulisan
mengenai peta lawan politik Jokowi menjelang pilpres nanti, pada kali ini
penulis mencoba untuk mendalami perkembangan dari konvensi partai Demokrat.
Sudah hampir
sepuluh tahun, partai Demokrat selalu menjadi bagian penting dari sistem
pemerintahan dalam negeri. Nama Demokrat tentu tidak akan pernah lepas dari
seorang tokoh yang membesarkan partai tersebut hingga saat ini, yaitu SBY. Sudah
dua periode SBY menjadi orang nomor satu di republik ini dan tentu SBY harus
mencari sosok pengganti yang pantas dan mampu melanjutkan trend pemerintahannya yang selama ini dikenal santun dan
berhati-hati dalam mengambil keputusan. Sebelas nama dari banyak tokoh nasional
yang akhirnya dipilih untuk menuju tahap konvensi berikutnya. Namun, agar
tulisan ini tidak terlalu panjang dan terkesan membosankan, maka penulis
membatasi dengan hanya menyebutkan beberapa nama yang ikut dalam konvensi
tersebut yang masuk ke dalam kategori usia muda.
Tokoh pertama ini, lahir pada 7 Mei 45 tahun yang lalu. Ia
mencatatkan sejarah sebagai rektor termuda di Indonesia. Sejak 15 Mei 2007
lalu, tokoh ini telah dipercaya mengemban jabatan sebagai Rektor Universitas
Paramadina. Memang tidak akan ada habisnya bila kita membahas tokoh yang satu
ini. Anies adalah seorang tokoh muda yang bergerak untuk memajukan bangsa
dibidang pendidikan. Langkah konkret yang telah ia lakukan untuk kemajuan
pendidikan dalam negeri adalah dengan menjadi Pendiri gerakan Indonesia
mengajar. Seorang figur yang mampu menjadi panutan baik bagi para generasi
muda, termasuk bagi diri penulis.
2. Gita Wirjawan
Figur nasional dengan nama lengkap Gita Irawan Wirjawan ini
lahir pada 21 September 1965. Tentu nama ini sudah tidak asing lagi bagi kita.
Selain karena pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada Kabinet
Indonesia Bersatu II, sosok muda ini juga dikenal menyukai berbagai cabang
olaharaga seperti golf, basket, renang, dan sepakbola. Usia muda bukan
merupakan suatu halangan bagi dirinya untuk berpolitik. Selama menjabat sebagai
Menteri Perdagangan, Gita memang dikenal sebagai tokoh yang tegas dan memiliki
sikap yang jelas dalam menanggapi isu produk impor. Menurutnya, ia tidak setuju
bila impor justru menimbulkan ketergantungan. Hal tersebut membuktikan bahwa
sosok Gita Wirjawan memiliki visi pemikiran yang jelas dan matang di usia yang
belum genap mencapai 50 tahun ini.
3. Ali Masykur Musa
Bila dibandingkan dengan dua tokoh sebelumnya, nama Ali
Masykur Musa memang tampak kurang familiar dikalangan publik. Pria kelahiran 12
Septermber 1962 ini dikenal sebagai salah seorang anggota DPR fraksi Partai Kebangkitan
Bangsa yang mewakili daerah Pemilihan Jawa Timur 6. Ia memulai karir politiknya
dengan menjadi anggota FKB DPR-RI pada periode 1999-2001. Ali Masykur Musa
melanjutkan karir politiknya dengan menjabat sebagai ketua Fraksi PKB DPR RI
periode 2003-2004 dan 2004-2006. Ayah tiga anak ini pernah tercatat namanya
sebagai Komisaris Utama PT. Carara Crema Stones pada periode 2002-2009.
Kegiatan sosialnya pun cukup banyak. Tercatat, ia merupakan anggota Ikatan
Sarjana Nahdlatul Ulama, DPP KNPI, serta GM Kosgoro. Dengan pengalaman politik
serta organisasi yang cukup mumpuni, nama Ali Masykur Musa layak disejajarkan
dengan tokoh-tokoh politik senior lainnya yang mampu sukses berkiprah di dunia
politik sejak usia muda.
4. Dahlan Iskan
Memang usianya sudah tidak muda lagi. Saat ini Menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu II ini sudah memasuki usia 64 tahun. Namun, jiwa muda yang dimilikinya masih sangat terlihat bila kita berjumpa dengan tokoh yang satu ini. Sedikit berbagi, penulis pernah beberapa kali bertemu langsung dengan Dahlan Iskan. Sudah dua kali, Dahlan Iskan menjadi pembicara dalam seminar yang penulis ikuti. Dari kedua acara tersebut, Dahlan Iskan selalu menggunakan dua konsep yang sama. Dengan menggunakan pakaian dan sepatu khasnya, ia lebih memilih berdiri dan memanggil setiap orang yang ingin bertanya padanya dan maju menghampirinya. Dengan cepat dan lugas layaknya seorang pemuda, ia menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan, baik mengenai BUMN maupun mengenai pribadinya sendiri. Gaya kepemimpinannya yang terkesan berbeda, justru menjadi nilai positif tersendiri bagi masyarakat.
Dari keempat profil tersebut, terdapat harapan-harapan jutaan
bangsa Indonesia agar bangsa ini terus berkembang dan menjadi lebih baik lagi.
Sosok muda bukan lagi sosok yang hanya menjadi “ban serep” dalam dunia politik
dalam negeri. Sudah saatnya negeri ini dipimpin oleh sosok muda penuh dengan
semangat nasional yang tinggi serta memiliki daya pikir yang jelas dan
terencana sehingga cita-cita bangsa yang tertera dalam UUD 1945 akan semakin
terealisasi dengan baik.
Refrensi tulisan :
Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar